Thursday, December 08, 2005

Time Fly ...

Karena kangen, selasa malam saya dan Ayako sepakat untuk makan malam bareng."just have light dinner talk as we use to do" tulisnya dalam email. ya ampun,, sebulan ini rasanya kayak kuli, pergi pagi pulang sudah gelap. Ayako juga lebih banyak tenggelam di perpustakaan. kami jarang ketemu kecuali dalam keadaan terburu-terburu di koridor.

Jadi gitulah, ternyata kangen itu tiga setengah jam lamanya. Jam setengah delapan kami mulai makan-makan di tempat saya dengan sushi, ayam jamur dan salad. Ngobrol-ngobrol tentang habis kuliah ini mau gimana dan jadi apa, sudah ke Winterland blum, punya foto Zwarte Piet?, historical speech of Limburg, Indonesia, Jepang, siapa yang paling cool, Leonardo Dicaprio atau Josh Harnett yang main di Pearl Harbour itu, sampai kemudian sampai pada kesepakatan ga ada yang ngalahin bapak-bapak ganteng era 80-an macam Sean Connery, Harrison Ford dan Robert Redford. Jam sebelas malam, baru sadar kalau kami sudah lama sekali menghabiskan waktu di meja makan.

Hmmmf... ga terasa sudah masuk empat bulan. sepertiga dari perjalanan. Di guesthouse semua sudah mulai siap-siap. ada yang mau liburan natal, ada yang pulang, banyak juga yang pindahan. Callista menghadiahi saya sumpit cantik karena besok dia pulang. Karen, Mei Ting sudah mulai nge-pack, balik ke Hongkong dan Singapore. Irene tanggal 23 nanti akan kemali ke Madrid. Mereka semua anak-anak short course 4 bulanan. Yang lain sudah merencanakan main ke Finland, Paris, Venesia. "do you plan to spend your christmast holiday somewhere?" tanya Charrissa. Cuaca dingin begini sapa juga yang seneng jalan-jalan. Maastricht aja belum khatam di jelajahi. Saya dan Ayako punya rencana untuk mengunjungi beberapa kota di provinsi Limburg seperti Hasselt dan Heerlen. Mungkin juga ke Achen lagi buat mulai koleksi oleh-oleh buat semua yang dikangenin. Tapi yang jelas, ada agenda khusus dengan teman di Amsterdam dan Delft buat ziarah ke Granada di Spanyol.

Ayako dan juga saya, ga berhasil meminta pindah ke kamar single di guesthouse. Ayako, alasannya ingin kamar yang lebih murah, saya pindah karena ga ada jaminan dari guesthouse kalau roomate saya selanjutnya adalah muslim. Yang terakhir ini jadi penting buat saya setelah mengevaluasi dampak ruhiyah setelah empat bulan yang kayaknya ga terlalu menenangkan. Jadilah kami berdua harus membuat keputusan yang sebelumnya kami pikir sudah selesai, tidak ada diskusi. Pindah dari guesthouse yang nyaman dan mahal ini. Maybel dan Eric, karena cukup sabar dan cukup cepat bergerak, akhirnya berhasil pindah ke kamar yang lebih murah.

Anya sudah memberi kuliah tentang persiapan membuat master thesis yang prosesnya dimulai Januari nanti.

akhirnya ...

sudah empat bulan

1 comment:

Anonymous said...

Where did you find it? Interesting read » »