Monday, December 19, 2005

Ke Kringloop

Setelah dua hari bermalas-malasan di kamar, akhirnya saya nyerah juga. Tidur tengah malam bangun jam sembilan pagi memang menggiurkan, kalau cuma dilakukan sesekali. Tapi kalau tiap hari ? wuah, maaf-maaf deh, nggak kuat aja. Jadi pagi ini diputuskan buat mengganti udara di paru-paru saya (hiperboliknyaaa!). Musim dingin seperti ini memang siapapun bawaannya malas buat keluar rumah. Tapi toh ga jadi alasan buat ga beraktifitas. Jadi setelah sikat gigi, ganti baju langsung rapi-rapi pake mantel ke bike sheed. "Ayo Traxxy, udah cukup malas-malasannya, let's do some exercise!" mau kemana kita ? hmmm... ke Brusselsport mungkin. Sabun mandi habis, jadi kayaknnya belanja di Etos. Setelah itu bolehlah lihat2 di C1000 walaupun ga ada niatan belanja, kita masih punya cukup stok makanan. Setelah itu gimana kalau ke Kringloop? toko second hand, dan mulai berburu barang-barang yang mungkin nanti diperluin kalau pindah ke tempat baru nanti ? goed? Jadi berangkat deh kita berdua ke Brusselspoort. Menghabiskan waktu yang lumayan lama buat memilih sabun dan shampo di Etos (sambil mikir-mikir mau beli maskara ga yah ??? ha ha ganjen!), trus ke C1000 beli mie (ini perlu untuk keadaan gawat darurat), wafel (ini buat sarapan). dah terus ke Kringloop. Toko barang second hand ini ga jauh letaknya dari guesthouse. Diperjalanan saya mereka-reka apa yang kira-kira dibutuhkan. Tempat sampah, karpet mungkin kalau ada, lampu belajar... dan sampailah di Kringloop.

Sebenarnya, saya agak sedikit menyesal baru menemukan toko ini agak terlambat. Walau dekat dan tiap hari saya lewat, saya tidak pernah sadar keberadaannya. Kalau saya berangkat, toko ini masih tutup, dan ketika pulang, saya akan di jalur sebrang. Maka saya tidak sadar akan keberadaaannya. Baru setelah di beri tahu Nurul, saya 'ngeh' akan toko ini. Isinya barang-barang second hand yang masih lumayan bagus. Kalau punya 'mata yang bagus' ga kecil kemungkinan bisa menemukan barang-barang yang oke punya.
Isi tokonya ga jauh dari bayangan saya tentang bagaimana toko second hand seterusnya. isinya seperti toko Curious Goods-nya film horor Friday the 13th (hiiiii... ). Mulai dari yang kecil-kecil seperti asbak, tempat anting,koin, figura, jas,selimut,mainan anak,boneka, komputer,kulkas, sampai barang yang saya tidak tahu apa gunanya, ada disini . Oh, ya kenapa menyesal ? karena kalau saya tahu lebih awal mungkin saya ga akan merogoh 24 euro buat beli sepatu boot dan 29 euro buat beli winter jas di C&A (ini setelah bersabar menunggu kortingan dari 39 e). Meskipun affordable dalam budget, tapi kalau ada yang murah kenapa tidak ? diawal-awal (dan sampai sekarang) masih suka punya kebiasaan secara otomatis mengkonversi euro dalam rupiah. Jadi reaksinya akan langsung; yang bener aja! mahal amat! atau; ga kira-kira! atau; kalau di Jakarta aku bisa beli cendol berapa bungkus dengan uang segitu! atau kalau di Indonesia cuma segini harganya dst,dst sehingga saya akan berakhir dari beberapa list barang yang mau dibeli jadi satu atau dua atau bahkan tidak beli apapun. Lalu kok bisa beli sepatu dengan harga segitu ? he he itu yang namanya pembeli melankolis. Waktu lebaran sedih aja karena ga kerasa sudah lebaran. Jadi untuk menghibur diri, balik deh ke tradisi kanak-kanak :beli sepatu baru! terus soal mantel ... habis bagus aja ha ha ha... nah ada saatnya kan kita jadi pembeli tidak rasional ? tapi ga kok, mantel yang saya beli itu panjang hingga ke lutut jadi berguna banget dimusim dingin begini. kalau kehujanan, setidaknya cuma seperempat rok saya yang basah. Tapi tetap, kalau ke Kringloop harga segitu sudah dapat mantel berapa yah? mungkin modelnya ketinggalan beberapa zaman, tapi tidak sampai ke zaman batu toch? huaah.. sudah ketularan Belanda niy, jadi pelit, eh .. berhati-hati menggunakan sumber daya.
Keberadaan toko-toko second hand macam Kringloop di Belanda ini salah satu petunjuk bagaimana mereka sangat maksimal dalam memanfaatkan sumber daya yang ada. Waktu makan malam di Anya, kami ngumpul diruangan dengan penerangan yang 'secukupnya', waktu salah satu teman kami secara tidak sengaja menekan tombol lampu, tiba-tiba living room itu jadi terang benderang, tapi Anya minta lampunya di matiin aja,"it;s agains our idea about saving energy", katanya.. ya ampun. Tapi cerita ini lain kali aja.
Akhirnya di Kringloop itu ketemu juga barang yang dicari. Lampu belajar (3,50 e), tempat sampah (1 e), karpet(3e)--ini setelah dibantu yang punya toko mengaduk-ngaduk bergebung-gebung koleksi karpet mereka di gudang berdebu, beberapa dekorasi tapi fungsional (tempat naruh bunga kering--biar nanti kamarnya ga terlalu bau saya he he he), vas, kotak kecil, porselen anjing laut sama anaknya (naah... yang ini fungsionalnya relatif). Karena barang bawaan lumayan banyak, saya putuskan untuk membawa nya dua putaran. Saya meminta ijin kepada yang punya toko untuk titip karpet dan akan saya ambil setelah saya mengantar semua barang-barang ini ke guesthouse saya. fiuuh, capek juga. Sudah, kita cukupkan aktivitas diluar sampai sini ya ...

1 comment:

Doan said...

Numpang nanya;

Benarkah jumlah sepeda di Belanda 2X lipat jumlah penduduknya?

Hal apa yang paling menarik lainnya dari Belanda selain Kincir angin dan dam?

Terima kasih atas jawabannya.