Thursday, October 27, 2005

Sepuluh Hari Yang Tak Terhitung Lagi ...

Tadi pagi melongok kalendar. Saya mengernyitkan kening. Berapa hari lagi ? tadi malam, malam keberapa ? ganjil ? genap ? Betapa mudahnya waktu menyublim dalam hitungan jam kuliah, exam, jadwal belanja dan perpustakaan.

beberapa waktu kemarin saya kirim sms kepada sepada seorang sahabat di jakarta. Saya bilang, aku mulai 'capai' dikau tahu apa obatnya ? Yah. capai. bukan kelelahan fisik, tapi entah apa namanya. yang jelas lebih sulit daripada berkilah ini fase pre period yang memang biasanya bikin mood jadi jelek.

dan suatu pagi, dia kirim balasan :bagaimana hari ini ? merasa lebih baik atau capek? saranku, ketika dikau merasa lelah, pikirkan bahwa sekarang ini kau sedang menjalani apa yang menjadi impian-mu, yang tidak semua orang diberi kesempatan sedemikian. Jalani dengan kegembiraan, hei, kau kan attin kami yang ceria,lucu, dan cerdas. Diatas semua itu ALLAH ada bersamamu, doa kami-orang2 yang mencintaimu-selalu menyertaimu. BERSEMANGAT!ALLAHUAKBAR!

katanya, sabar itu dilahirkan dari jiwa yang senantiasa bersyukur.

terbaring di mushalla rumah sakit akademi, berpikir tentang syukur dan sabar