Tuesday, October 26, 2004

Al Wadud

Sejak dulu, manusia selalu dipenuhi keinginan untuk mengenali Tuhannya. Godaan untuk memanifestasikan perasaan bertuhan dalam sebuah kehadiran secara fisik telah dialami begitu lama. Karenanya orang Yunani punya dewa-dewa dengan sifat-sifat persona kemanusiaan yang dibesarkan. Zeus, sang raja para dewa adalah playboy yang kerjaannya menabur cinta gombal dan beranak dimana-mana, Hera istrinya, sang dewi kesuburan, adalah pencemburu buta yang dengan kelicikannya mampu melakukan apa saja untuk memenuhi keinginannya. Karenanya orang Hindu punya sederet patung dewa, walau mereka percaya hakikat ketuhanan jauh melebihi keberadaan patung itu sendiri.

Allah mereduksi godaan itu dengan mempekenalkan diri-Nya melalui nama-nama yang indah. Nama-nama yang dapat ditangkap dan dipahami oleh manusia. walaupun demikian, Allah menggantung persepsi kita dengan nama-Nya yang lain, 'laysa kamislihi' tidak ada yang serupa dengan-Nya. Allah Maha Pengasih, namun apapun makna yang dapat diberikan manusia tentang Pengasih, Dirinya jauh lebih besar dari pemahaman kita akan makna itu sendiri. Analoginya, ketika kita menyuruh ayam makan, kita tidak akan berkata pada ayam itu dengan bahasa kita (eh, ayam, sini luh, makan dah dimari!), tapi kita bicara dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh ayam itu (kerrr.. cek.. cek ...). Begitu pula halnya ketika Allah berbicara dengan manusia.

Allah Maha Mencintai. Saya kira tadinya dalam bahasa arab, itu akan berbunyi habib atau yang kedengeran samalah dengan itu, karena dalam ingatan saya yang awam, mahabbah itu artinya cinta. Namun bahasa Arab ternyata punya banyak nama untuk cinta. dan untuk itu Allah memilih kata Al Wadud, Allah Maha Mencintai. Al wadud adalah kata tentang cinta yang bermakna sebuah cinta yang perwujudannya berbentuk merasa baru memberi sedikit kepada yang dicintai walaupun sesungguhnya telah memberikan banyak, atau merasa telah banyak menerima walaupun yang diberi hanya sedikit.

Allah wadud kepada hambaNya, berarti Allah telah memberikan banyak, namun dalam banyaknya, Ia masih tetap menganggap yang diberikanNya hanyalah sepersekian dari cinta-Nya. ingatkan riwayat tentang 100 kasih sayang Allah, yang 1 diberikannya pada manusia, sisanya disimpan untuk hari pembalasan kelak. yang dengan 1 itu, seorang ibu mencintai anaknya. Kita bisa berkali-kali berbuat dosa, mengecewakan-Nya dan Ia akan mengampuni kita berulang-ulang, tidak lupa untuk memenuhi segala kebutuhan kita betapapun kita tidak pandai mensyukuri-Nya.

Jika seorang hamba wadud kepada Allah, maka walaupun nyawa ia berikan, ia menganggap itu semua bukan apa-apa dibandingkan kasih sayang yang Allah berikan padanya. Jika seorang hamba wadud kepada Allah, maka ia akan merasa telah diberi banyak walau orang lain melihat ia tidak memiliki apa-apa.

Jika kita masih merasa kekurangan dengan apa yang Allah berikan, maka itu berarti tidak ada wadud dalam diri kita.dari kata wadud ini, lahirlah turunan kata lainnya; Mawaddah

wallahu a'lam bisshowwab

inspired by Tafsir Al Misbah, Quraisy Shihab, jam 03.05. di Metro TV

4 comments:

ixora said...

Salams. Terima kasih atas penerangan mengenai Al Wadud. :)

Anonymous said...

Looking for information and found it at this great site... Australia email system image filtering Southpark cartman gets an anal probe Naruto hentai anime Digital video cameras light bulbs Calgary girl on webcam Tattoed women big breasts Pornstars called amber teen lesbians with didlo Free credit score instantly

Anonymous said...

Where did you find it? Interesting read » » »

Anonymous said...

What a great site »