Wednesday, August 18, 2004

Kepada Seorang Anak Berhati Surga

“Ibu!” itu Idris.
Suaranya menyambut saya riang di tangga menuju kantor.
Idris kakak dari Abdul Gina, balita yang matanya mencotot keluar karena retinoblastoma. Sebelum matanya diangkat dioperasi, Gina selalu murung dan berdiam diri.
Kakaknyalah, ya Si Idris itu, bocah sembilan tahun berbaju kumal dengan mata ceria, yang selalu dengan bersemangat menggodanya.
Berusaha mengalihkan perhatian si adik dari sakit yang mendera, atau pandangan kasihan mereka yang lewat yang menusuk hatinya.
Mungkin karena terlalu sering bersama, sang kakak tak lagi mencium bau busuk yang mulai menguar dari luka di mata adiknya, atau, itu kah kasih yang begitu besar yang mengalahkan rasa jijik dan mual ?
entahlah.
Namun anak kecil yang penyayang selalu sedap disaksikan sebagai tontonan menawan.
Dan saya ingin bersimpuh menatap matanya,
“Adik sayang, ajarkan kakak tentang mencinta …”

3 comments:

Irfan Toni H said...

ajarkan aku juga!

abi luthfi aka irfan

Anonymous said...

"...atau, itu kah kasih yang begitu besar yang mengalahkan rasa jijik dan mual ?..."

tin, apa yang keluar dari hati, akan pula menyentuh hati. kamu bicara bukan dengan bahasa tulisan, tapi bahasa hati.

--abi luthfi aka irfan

Anonymous said...

Very nice site! http://www.peter-north-gay.info/foot-fetish-bologna.html duloxetine advantages over venlafaxine play blackjack sexy feet grils efexor venlafaxine