Saturday, May 14, 2005

Bicara Soal Itu tuh ...

Dalam era tarbiyah yang makin terbuka, pilihan prosedur pencarian sang pasangan jiwa tentunya makin beragam sebagai konsekuensi logis dari keterbukaan itu. Mau lewat jalur legal formal ? mau lewat teman? mau cari sendiri ? silahkan, sepanjang bisa menjaga diri untuk ada dikoridor yang tidak meracuni hati (tapi dari pengalaman pribadi, biasanya yang sendirian itu gampang disergap setan sih ke ke ke). Yang pertama dan kedua tentunya menarik. Tapi saya mau bicara tentang yang jalur legal formal aja. Karena sadar atau tidak, kalau mengamati diri sendiri, ternyata ada perubahan-perubahan yang membuat saya sekarang punya pandangan yang agak berbeda dibanding saya yang dulu tentang prosedur ini.Udah tambah tua kali yah =b

Dulu rasanya banyak pertanyaan besar tentang proses yang kelihatannya tidak lazim dan penuh resiko itu.

Dulu saya sering bertanya pada akhwat-akhwat yang sudah menikah, apa yang membuat mereka memutuskan untuk berkata ya, kapan tepatnya mereka merasa jatuh cinta pada laki-laki yang kini berdiri disamping mereka menjadi ayah dari anak-anak mereka. Pada saat melihat fotonya? Pada saat taaruf ? love at first sight, gitu ? sesudah anak pertama? Kedua?

Karena, Pertama. Pada kenyataannya yang mereka hadapi umumnya adalah lembaran kertas dengan foto (kalau beruntung) 4x6 berwarna. Seberapa besar rincian informasi yang tercantum dalam biodata dapat diandalkan untuk mendapatkan potret karakter seorang manusia yang terbentuk selama puluhan tahun. Sebagus apapun rekomendasi dari pembina, bagaimanapun dia bukan kita dengan selera dan kecenderungan yang berbeda.

Kedua, karena proses itu merupakan sebuah kesempatan 50:50 yang bisa ya bisa tidak. Apa yang akan terjadi seandainya proses ini tidak membuahkan kata ya? Apakah mereka merasakan rasa sakit ? kecewa? Sebesar apa sakitnya? Karena ditolak untuk sebuah pekerjaan, itu biasa. Dari 500 kandidat bisa jadi hanya satu yang terpilih. Masih ada 499 orang yang senasib dan mengalami kekecewaan bersama kita. Surely, We’re not the lousy one. Tapi ditolak untuk hal ini tentunya berbeda.

Dalam seleksi kerja, ada kriteria dan tuntutan tanggung jawab yang membuat semuanya serba terukur. Dalam seleksi jodoh ? entahlah. Saya rasa tentu akan menyakitkan karena ini sifatnya sangat personal. Ditolak dalam sebuah proses pencarian pasangan hidup bisa disalah artikan sebagai penolakan kita secara persona. Bayangkan, puluhan tahun orang tua, sekolah, teman dan kita sendiri, bersusah payah membentuk karakter melalui konflik, patah hati, kecewa, dan itu ditolak ? apa dia tidak tahu seberapa besar investasi yang sudah ditanamkan untuk membentuk saya seperti ini? Mungkin kemudian kita dibuat bertanya-tanya, yang mana yang dari diri saya yang tidak dapat anda terima ? apakah fisik? apakah keluarga? Apakah suku? apakah Saya? Makanya ada orang yang bisa down, kehilangan self esteem ketika mengalami penolakan dan selanjutnya malas coba-coba lagi.

Dulu juga saya sering membuat hitung-hitungan matematis. Kalau dia cantik, kaya, pinter, baik, maka pasti pasangannya juga akan tampan, kaya, pintar. Dan tentu hanya orang bodoh yang akan menolaknya. Tapi ternyata hitung-hitungan ini tidak selalu berlaku. Kadang kombinasi terbaik mengambil bentuk hubungan komplementer dimana si tampan populer lebih merasa nyaman berada disamping si datar yang biasa-biasa saja.

Dan bahkan orang-orang terbaik pun bisa mengalami penolakan. Saya punya teman-teman yang menurut saya masuk kategori mereka yang tidak akan diberi jika meminta, ternyayta bisa ditolak,gagal, sekali, dua kali, tiga kali.

Ternyata ini bukan sebuah hitung-hitungan matematis cantik ditambah ganteng jadilah suami isteri. Ini sebuah mekanisme dimana tangan-tangan Allah bekerja menjauhkan dan mendekatkan mereka-mereka yang memang semestinya harus jauh atau harus dekat. Jalannya bisa jadi lewat keberatan pada fisik, karakter, keluarga. Atau justru rasa ‘klik’ pada sebuah senyuman, kalimat, kejadian. Apapun itu ujungnya adalah utak-atik nasib dari kita untuk menemukan formula terbaik apa yang sudah digariskan dari yang Di Atas. Apakah si aktivis kelas berat harus dengan si cantik yang pintar atau si penyayang yang keibuan.

Dan jika utak-atik formula itu menemukan bentuk terbaiknya, maka yang terucap adalah “ya, yakin aja.” Atau “aku ngerasa nyaman dengan dia.” Dan akhirnya, waktu timbul pertanyaan, bagaimana saya tahu ini yang terbaik atau tidak untuk saya, saya pikir jawabannya kembali ke sesuatu yang terdengar klise tapi tetap benar adanya. Yaitu sepanjang niatan utama untuk itu semua terjaga kemurniannya, maka bolehlah kita berharap, semoga tangan Allah yang bekerja menjaga kita dalam setiap keputusan-keputusan yang kita buat.



On My best friend wedding, mengintip dari balik handycam sambil mengagumi kejeniusan dan romantisme Allah SWT

3 comments:

DH Devita said...

attin cayang,...hawaya,tin? hehehe...
wah, udah jutaan taun kita gak ketemu ya tin? how's life? makin banyak merenung sepertinya ya.

hmm...speaking about married n love ya? aku setuju sih tin, susah ngejawabnya. kadang, kita gak perlu repot mikirin jawabannya, cukup dijalani dan dirasain aja nikmat dari Allah itu. ketika Ia telah 'menurunkan' si jodoh di hadapan dan mengirimkan 'paket heroin cinta' (ngutip Ary Nur dalam Diorama Sepasang Al Banna), kita pasti gak bakalan repot-repot mikir or nyari2 alasan lagi, n bisa langsung yakin n said, "yes, i do." hihihi...norak ya?

walopun gak semua juga selancar itu. ada juga yang harus tertatih 'mengejar' paket cinta yang rupanya nyasar dulu entah ke mana. atau dia nggak bisa buka itu paket, kuncinya ilang mungkin. (makin ngaco aja)

just enjoy it, tin. enjoy aja dengan proses2 melelahkan itu, karena pasti Ia menyimpan yang terbaik dan terindah untuk setiap kita.

u'll find the right one, tin...soon, insyaallah. aamiiin.

solilokui said...

baek he he ...wah,ga seserius itu sih vit, ini gara-gara disuruh bikin pelem aja di nikahannya nisa, jadi rada2 mellow gini deh,hik, my best friend geto loch! akhirnya nikah juga dia. pasti enjoy banget la, kalo nggak bukan attin dong namanye (juiiii ... deh)

Anonymous said...

I have been looking for sites like this for a long time. Thank you! Surveillance in the workplace privacy law post Legitimate online business opportunities mazda http://www.pink-pornstars.info/boodeliciouspornstar.html Peppermill casino reno msn citysearch