Wednesday, October 11, 2006

jelang 10 hari terakhir

Setiap penemuan akan pengetahuan, entah apakah itu mengenai agama sebagai jalan hidup ataukah pengetahuan mengenai hukum yang mengatur alam ini, akan mengantar kita pada kenyataan bahwa segalanya memiliki keterkaitan yang erat.

Ibaratnya taman yang padat dengan berbagai tumbuhan. Diatas permukaan, tampaknya setiap bunga dan semak-semak menempati sepetak tanah milik mereka masing-masing, namun begitu kita menggali ke bawah tanah, maka yang ada adalah akar yang saling menjalin dan terkait satu sama lain.

Buah apel yang jatuh ternyata punya kaitan mulai dari bulan yang tetap setia di orbitnya mengiringi bumi hingga keteraturan konstelasi tata surya.

Ketika kita memulai berdoa dengan memuji Allah SWT dan mengakhirnya dengan alhamdulillah kita juga bicara tentang kerendahan hati, bahwa tak ada sekejap pun dalam kehidupan manusia tidak membutuhkan kemurahan Tuhan, dan karena itulah kalaupun akhirnya doa yang kita panjatkan tidak diperkenankan, kita akan tetap memujinya karena kemurahan kasih sayang Allah yang telah kita terima.

Ramadhan sudah lewat dari pertengahannya. Dalam beberapa hari kedepan kita sudah mulai memasuki sepuluh hari terakhir. Hari-hari dimana dahulu Rasulullah lebih bersungguh-sungguh lagi menjalani Ramadhan. Di hari-hari itu harapan dan kekhawatiran bercampur jadi satu. Semoga setelah berusaha sebaik mungkin mengisi ramadhan dengan amal ibadah semaksimal yang bisa kita lakukan, akhirnya kita akan masuk dalam mereka yang memperoleh kemenangan, semoga letih dan penat akan berefek pada akhlak yang lebih baik kepada Allah, kepada manusia dan lingkungan sekitar. Semoga ketulusan kita, prasangka baik kita bahwa Allah itu dekat dan senantiasa memberikan yang terbaik bagi kita akan membuat doa-doa yang kita panjatkan layak untuk dikabulkan.

Ketika usaha sudah dijalankan, ketika doa sudah dipanjatkan, ketika sebagai manusia kita sudah menjalankan ikhtiar dalam batas yang bisa dilakukan, maka yang kemudian dilakukan adalah bertawakal, menjadikan Allah sebagai ‘wakil’ terhadap segalanya. Karena tawakal bukan berarti penyerahan mutlak kepada Allah tanpa didahului dengan usaha yang manusiawi.

Boleh jadi kita salah melangkah, boleh jadi keputusan-keputusan yang kita buat tidak tepat, namun dengan menjadikan Allah sebagai wakil kesedihan itu tidak akan berlarut-larut karena kita yakin bahwa sebagai wakil, Allah telah bertindak dengan sangat bijaksana dalam menetapkan segalanya.

Maka ketika kita telah melakukan bagian kita sebagai manusia, ramadhan adalah momen untuk mengingatkan bahwa kita memiliki Allah sebagai sebaik-baik wakil tempat kita menyerahkan segala urusan.

Dan kepada-Nya dikembalikan segala persoalan, maka sembahlah Dia dan bertawakallah kepada-Nya (11:123)

No comments: