Wednesday, November 30, 2005

Lewat Lebaran ...

Iedul Fitri kemarin jelas momen yang istimewa. ini sebagian fotonya. Pukul delapan pagi, saya sudah ke El Fath Moskee. Teman-teman juga ternyata sudah ada disana duluan. Masjidnya dua lantai, kami yang perempuan shalat dilantai atas. Bapak-bapak dilantai bawah. Menjelang pukul sembilan orang semakin banyak yang berdatangan. Paling banyak sih kayaknya yang dari Maroko. Tapi yang dari Afrika juga banyak. Wanita keturunan Maroko menggunakan mantel (abaya?)dengan semacam kapucin (tutup kepala) diujungnya, saya perhatikan demikian pula dengan kaum lelaki. Bedanya yang perempuan menggunakan warna-warna seperti merah muda dan biru, sementara bapak-bapak warnanya lebih netral seperti putih atau abu-abu.Pukul setengah sepuluh shalatnya dimulai. Dan seperti biasa, pasti ada anak kecil yang nangis he he he, biasanya saya dan kakak saya pulang shalat akan menghitung-hitung berapa bayi yang nangis Iedul Fitri ini. Habis shalat Ibu-ibu membagikan kue-kue manis. Makanya Iedul Fitri di Belanda juga dikenal sebagai Pesta Gula (bahasa belandanya lupa) karena kebiasaan mereka masak yang manis-manis. hmmm, di Indonesia berati mestinya Pesta Santan dong yaa...
Pulangnya ke Wisma Duta di Wassenar. Dan malamnya makan-makan ala Lebaran di tempat Bang Hasanul. Dan akhirnya foto-foto ...

Sunday, November 27, 2005

lontong sayur! akhirnya ...


yes! akhirnya sukses juga masukin foto! dari kemarin2 gitu loh nyobanya... oh ya ini foto lontong sayur yang dirindu-rindukan itu. Waktu mau main ke Delft, sudah request sama Uni Rini buat dibikinin lontong sayur. dan Uni yang baik hati itu mengabulkannya dengan senang hati. Eh, waktu kita main ke Den Hague, things just get better karena 'orang pentingn sedunia' ternyata sudah menyiapkan gule. subhanallah, hebat juga si Bapak!

Hmmm ...yummi

winter time

Cuaca makin buruk. Kemarin-kemarin saya masih bersimpati sama ikan atau daging yang disimpan di kulkas. Betapa menderitanya mereka tinggal dalam suhu seperti itu. Tapi sekarang saya merasa mereka jauh lebih beruntung dari manusia di Belanda. Karena disini, cuaca dengan suhu sedingin kulkas itu masih ditambah dengan angin yang saya jamin bisa merontokkan payung paling tangguh sedunia. Untuk pertama kalinya saya beryukur bahwa berat saya … kg. karena kalau lima kilo saja kurang dari itu, saya pikir selalu ada kemungkinan saya terbawa terbang. Matahari ada, namun tidak berfungsi dengan baik. Jadi dalam terang benderang, saya mengepul-ngepul seperti es krim tiap kali menghembuskkan napas.

Dan akhirnya saya harus menerima kenyataan bahwa ketahanan fisik yang saya andalkan untuk menghadapi dingin dan hujan selama ini,sudah mencapai level maksimal. Jadi, pulang pergi menyebrangi sungai Maas, bersepeda bersama traxxy, bagaimanapun bukan pilihan yang paling bijak. Naik bis? Aduh, ga tahu kenapa yah setiap kali naik bis disini saya bawaannya kok mau m*****h. Padahal tentu aja bis disini lebih bagus lah appearance-nya dibanding 510 yang dekil bin dekumel itu. Alergi sama supir yang rapi kali ya ? he he. Dan sebenarnya naik sepeda itu sangat membantu dalam lift up my mood yang kadang suka kebawa bete sama cuaca. Jadi naik bis setiap hari juga bukan favorit saya. Alhamdulillah ada Daru yang dengan baik hati membolehkan saya ikut tidur di kamarnya di Hotel Randwijk yang terletak pas didepan kampus. Kamarnya Daru double room, ada dua ranjang tapi Daru hanya tinggal sendiri. Jadi lah saya—apa tuh namanya?—kommuter ? baru pulang ke kamar dua hari sekali.

Cuaca memang topik yang menarik. Saya tidak bisa membayangkan pedihnya jadi orang miskin atau tuna wisma disini. Saya yakin menggelandang tanpa rumah, atau tinggal di rumah kardus yang tiap hujan bocor dimana-mana, pasti tidak menyenangkan. Tapi setidaknya di Indonesia tidak ada cuaca ‘sekejam’ ini. Kita tidak dipusingkan dengan outfit dan segala persiapan menghadapi musim dingin. Tiap kali keluar rumah harus bersiap dengan mantel, pakaian dua lapis (jangan lupa long jhon), sepatu boot, tutup kepala hingga telinga karena dinginnya cuaca bisa bikin pusing, sarung tangan dan syal untuk menutupi hidung dan mulut dari terpaan angin. Waktu masih naik sepeda, seringkali saya sampai dikampus dengan wajah kebas karena dingin.

Melihat musim dingin seperti ini, jadi ingat pada cerita Gadis Kecil Penjual Korek Api-nya Hans Christiaan Andersen. Saya tidak pernah habis pikir kenapa cerita semuram itu bisa masuk kategori dongeng untuk anak-anak. Bukannya dongeng harus membuat pembacanya bahagia? Gadis miskin akhirnya jadi permaisuri bersepatu kaca ? makhluk buruk ternyata pangeran tampan nan baik hati? Hidup bahagia selamanya? Dan mati pelan-pelan di tengah dinginnya salju dalam pengharapan akan makanan dan kehangatan, sama sekali tidak masuk kategori itu. Ada disini, semakin membuat saya mengerti penderitaan anak kecil penjual korek api itu.

Saya terkejut waktu merasakan sesuatu yang menyesakkan dada ketika main ke Achen. Menggigil dalam mantel wol dan bersarung tangan ditengah suhu 9 derajat celcius, saya melihat seorang bapak-bapak berdiri berjualan makanan yang tampaknya seperti hotdog. Tidak memakai ‘gerobak’ dorong atau kedai jalan, tapi berdiri dengan tabung gas di punggung, dan tubuh yang menyangga kompor yang didesain melingkari pinggangnya. Orang itu jadi kios berdiri dengan payung besar yang juga disangga tubuhnya. Berdiri dalam dingin, membolak-balik hotdog seharga 80 sen ditengah-tengah hilir mudik orang berbelanja. 80 sen!tidak sampai satu euro! Entah kenapa rasanya kasihan sekali. Saya tahu tidak semestinya saya mengasihinya. Orang itu melakukan pekerjaan terhormat dan sama sekali tidak tercela. Pastinya juga menerima tunjangan dari negara seperti umumnya di negara kaya. Tapi saya merasa tenggorokan saya tersumbat melihatnya berdiri membolak-balik hotdog ditengah kelimpahan materi. Negeri ini kaya, pendapatan per kapitanya melimpah, tidak semestinya ada warga negara mereka yang berdiri dalam dingin yang menggigit tulang seperti ini, menjual makanan seharga 80 sen. Semestinya tidak boleh ada wanita tua duduk ditengah dingin tanpa mantel, syal dan sarung tangan yang melindunginya dari dingin, mengemis meminta belas kasihan. Mestinyakan sekolah disini tidak terlalu susah, sistem sosialnya menunjang seseorang untuk berprestasi sebaik mungkin dibidang apapun yang mereka suka, sehingga seseorang bisa melakukan sesuatu yang lebih besar manfaatnya daripada menjual hotdog 80 sen ?

Ah, jadi ingat juga bahwa saya merasakan hal yang sama ketika suatu kali seorang tukang cobek lewat didepan rumah, lalu bapak saya berkata, “coba bayangin,berapa orang yah yang butuh cobek hari ini ?” waktu itu saya tidak mengerti mengapa saya sedih melihat tukang cobek atau tukang patri. Mungkin juga karena pertanyaan bapak saya itu. Iya, ya... seberapa besar harapan hidup dari menjual barang yang mungkin diganti lima tahun sekali ? berapa orang yang pancinya bocor hari ini ? sementara mereka harus makan tiap hari dan bayar kontarakan setiap bulan. Saya ingat waktu SD dulu saya suka membeli jajanan yang namanya Cilok. Itu makanan yang terbuat dari sagu kenyal, di makan dengan saus kacang bercampur saus sambal yang kental. enak tapi tentu aja ga sehat he he. Dan tenggorokan saya juga tercekat ketika melihat bapak-bapak yang sama, dengan sepeda yang sama, masih menjual cilok yang sama, sementara saya sudah lulus SMA, kuliah ditempat idaman saya, kerja, dan yang lainnya. Banyak hal yang sudah terjadi dalam hidup saya dan bapak itu kok masih juga menjual cilok ? tidak kah waktu berbaik hati menawarkan kesempatan lain ? mobilitas lain ?

Mereka yang tahu betapa kayanya Indonesia pasti juga merasakan sesuatu yang menyesakkan dada kalau melihat kemiskinan yang berserakan. Mereka mungkin berpikir, negeri ini begitu kaya. Dengan gunung, laut dan hal-hal indah lainnya, mestinya mereka bisa cukup kaya untuk membuat waktu menciptakan kesempatan bagi penduduk mereka untuk tidak terjebak melakukan hal-hal yang ‘putus asa’ seperti berkeliling menjual cobek, cilok, mencuri jangkar kapal atau mempreteli marka jalan untuk bertahan hidup ?

Dan mungkin juga mereka berpikir, untungnya, Tuhan memberi orang-orang kulit perunggu ini matahari yang setia

*kemarin salju turun buat yang pertama kalinya. waktu Oktober, mereka bilang kami beruntung karena Oktober yang biasanya banyak hujan, tahun ini hangat dan bersinar. dan mereka juga bilang kalau kami beruntung, musim dingin ini juga akan ada salju. hmmm.. we're so lucky then*

Friday, November 18, 2005

puisinya faiz

masih ingat kan anak kecil yang menang lomba menulis surat untuk presiden itu ? saya paling suka main ke tempatnya. main deh. ini salah satu puisinya (izin ya faiz, puisinya kakak pinjam, abis bagus sih!)

PERTANYAAN TENTANG CINTA

Apakah cinta
selalu menyediakan airmata?

Apakah cinta
selalu menyediakan harapan?

rindu yang berdenyut di nadi
rela dan maaf di sanubari,
uluran tangan tanpa pamrih
kurasa itu cinta

dan ketika kau memutuskan
untuk memeluk Tuhan
di sepanjang jalan berliku
kurasa itu paling cinta

(Desember 2003)

Thursday, November 17, 2005

anggur masam ...

Ini copy paste dari blognya Poppy

CASE 1 Getting married is like going to a restaurant with friends. You order what you want, then when you see what the other fellow has, you wish you had ordered that.
CASE 2 At the cocktail party, one woman said to another, "Aren't you wearing your wedding ring on the wrong finger??" The other replied, "Yes, I am. I married the wrong man."
CASE 3 Before a man is married, he is incomplete. Then when he is married, he is finished.
CASE 4 Marriage is an institution in which a man losses his bachelor's degree and the woman gets her master's status.
CASE 5 A little boy asked his father, "Daddy, how much does it cost to get married??" And the father replied, "I don't know son, I'm still paying for it."
CASE 6 Young son : "Is it true, Dad, I heard that in some parts of Africa, a man doesn't now his wife until he marries her?" Dad : "That happens in most countries son."
CASE 7 Then there was a man who said, "I never knew what real happiness was until I got married, and then it was too late."
CASE 8 A happy marriage is a matter of give and take; the husband gives and the wife takes
CASE 9 When a newly married man looks happy, we know why. But when a ten-year married man looks happy, we wonder why. Affair ?
CASE 10 Married life is very frustrating. In the first year of marriage, the man speaks and the woman listens. In the second year, the woman speaks and the man listens. In the third year, they both speak and the neighbours listen.
CASE 11 After a quarrel, a wife said to her husband, "You know, I was a fool when I married you." And the husband replied, "Yes, dear, but I was in love and didn't notice it."CASE 12 A man inserted an 'ad' in the classified : "Wife wanted". The next day, he received hundreds letters. They all said the same thing "You can have mine."
CASE 13 When a man opens the door of his car for his wife, you can be sure of one thing : either the car is new or his wife is new.
CASE 14 A woman was telling her friend : "It is I who made my husband a millionaire." "And what was he before you married him?" the friend asked. The woman replied, "A multimillionaire."

---
he he, kok jadi bahas tema2 kayak gini sih dari kemarin? he he ga tauk juga kenapa. joke diatas ga familiar sih sama kehidupan orang Indonesia. kalau baca itu kan kayaknya married itu suck banget. tapi dalam kenyataan di kehidupan saya jarang sekali tuh nemuin kehidupan pernikahan yang pelakunya depress sampe muncul joke kayak gitu. rata-rata yang saya tanya--termasuk yang saya copy paste blognya--pasti bilang menikah itu enak, ibadah dan belajar ikhlas terhadap satu sama lain. see...

saya ingat waktu nenek saya meninggal, kakek saya begitu terpukul sampai-sampai kesehatannya ikut drop, ingatannya, psikisnya juga melorot drastis dan sekitar satu tahun berselang, beliau menyusul nenek.

Disini, yang suka bikin saya feelin blue bukan pasangan muda yang bersemangat memamerkan api cintanya membara dimana-mana, tapi saya suka terharu kalau papasan sama pasangan kakek-kakek dan nenek-nenek yang berbelanja, nyebrang jalan, atau sekedar duduk di halte menunggu bis, dalam diam sambil berpegangan tangan. isn't that sweet ? maksudnya, bangun tiap pagi dan melihat satu wajah yang sama for the rest of your life ? i dunno ...pasti namanya bukan lagi cinta. entah, persahabatan ? persaudaraan ?

Yang nyiptain joke itu mengingatkan saya sama cerita srigala dan anggur masam. tau ceritanya ? ada srigala yang ingin makan anggur. tapi sayang pohon anggur terlalu tinggi buat dicapai. makanya, karena kesel, dia ngedumel ke semua binatang yang dia temuin, "anggurnya asem,anggurnya asem... pahit, ga enak" ha ha ha. kayaknya yang bikin joke diatas salah satu contohnya.

karena kalau semua married beneran kayak gitu, ga mungkin poppy kasih komen diujung joke seperti ini :
...anyway married is not too bad like all points laaa...Wanna Try ?

wanna sih pay, tapi merindukan lontong sayur dan sate ayam aja udah cukup membuat menderita. menambah satu orang lagi didaftar 50-hal-yang-saya-harap-ada-disini?
let me think about it =)

*but of course, hidup kita, kadang sama seperti bajaj di Jakarta. Cuma Tuhan dan sopir bajaj yang tahu dia mau belok kemana ha ha*

Wednesday, November 16, 2005

Who's talk about lonely ?

Loneliness Quotient: 28%

Your Personalized Assessment Report:

An LQ of 28 is on the lower end, and this is quite a good thing. You may experience occassional loneliness, but you are definitely on the healthier side of the spectrum. Your relationships with friends are not a source of loneliness for you. You are doing well in this area. Your family is also not a source of loneliness for you. Sometimes family can put a strain on your life, but in your case things seem to be okay. Your romantic life, however, is a source of some dissatisfaction. It is imperative that improvements be made in this area to lower your LQ. Finding a guy to share your life with will help. You're a bit shy, which will be an obstacle in finding satisfying romance, but you should overcome this. Thankfully you live in an area where there are your type of people around. Finally, a bright spot for you is that you don't suffer any major insecurity issues. This fact helps keep your LQ lower than what it might have been.

Take the Loneliness'>http://www.datingdiversions.com/lq.html">Loneliness Quotient Test at Dating Diversions


Your dating personality profile
You matched the following traits:
Religious - Faith matters to you. It is the foundation that you build your life upon. You trust that God has a plan for you.--yeap.couldn't say more about it
Practical - You are a down-to-earth individual who is not impressed with material excess. You care about the stuff of like that really matters.--that so me
Big-Hearted - You are a kind and caring person. Your warmth is inviting, and your heart is a wellspring of love.--aaaaaah.... ga segitunya... but hey, thanx

Your date match profile:
You match with men who have following traits:
Practical - You are drawn to people who are sensible and smart. Flashy, materialistic people turn you off. You appreciate the simpler side of living.--wow,you know alot didn't yah ?
Religious - You seek someone who is grounded in faith and who possesses religious values. You believe that a religious person can enhance your life.--setuju.
Traditional - You aren't looking for someone who is sexually repressed. You want someone who is adventurous under the covers.--hmmm...you mean someone like Batman? hehe ..

Your Top Ten Traits, Ranked
1. Religious
2. Practical
3. Big-Hearted
4. Conservative
5. Traditional
6. Intellectual
7. Wealthy/Ambitious
8. Adventurous
9. Outgoing
10. Sensual

Your Top Ten Match Traits, Ranked
1. Practical
2. Religious
3. Traditional
4. Big-Hearted
5. Shy
6. Intellectual
7. Adventurous
8. Funny
9. Romantic
10. Sensual

I have met that kinda guy as i recall. it's Charles Ingalls from Litle House on The Prairie. O boy, I am hopeless. that man was already dead.

Saturday, November 12, 2005

Orang Islam di Eropa

Tanggal 15 nanti insya Allah ada studium generale dari Prof.Dr.Tariq Ramadan. Tempatnya di collegezaal-nya UM yang di Tongersestraat. itu dekat tempat saya. wuah, seneng banget dan mudah-mudahan bisa datang buat lihat beliau. Pertama kali baca tentang bapak ini seingat saya di majalah Hidyatullah dan dari situ langsung terkagum-kagum dan ingin tahu lebih jauh tentang pemikirannya. beliau itu cucunya imam syahid Hasan Al Banna tea (kata Astri, oh yang bikin al ma'tsurat itu yah ?*dezig!*).

Ga tahu deh apa kedatangan beliau itu ada hubungannya dengan kejadian kerusuhan di Paris beberapa waktu lalu. Tapi yang jelas, mengamati perkembangan Islam di Eropa itu memang menarik. Saya kaget waktu baca sebuah artikel tulisan Christiato Wibisono di Suara Pembaruan yang diposting di milis. kaum imigran Timur Tengah justru berani menuntut hak eksklusif, separatis dan sektarian secara agama, sosial dan budaya. Mereka memberlakukan syariah di kota-kota, di mana Islam adalah mayoritas dan tidak mengakui hukum perdata yang sudah berlangsung sejak zaman Napoleon. wuah ? masak sih ? kok ga pernah dengar yah ada kota di Eropa yang memberlakukan syariat Islam ? minta daging ada label halalnya aja ga bisa. Yang jelas kemudian ada reaksi dari bang Anto yang menjawab rasa jengah saya waktu baca artikel ini. karena merasa ada sam ting wong aja sama analisanya kalau mengkait-kaitkan antara pembunuhan Theo van Gogh di Belanda beberapa waktu lalu, bom di Madrid, London sampai kerusuhan di Paris sebagai mata rantai mikro dari jihad global kelompok garis keras Islam di seluruh dunia. Ah gak segitunya kaleee...itu menyederhanakan persoalan namanya. Tapi sudah, yang jelas ga tertarik buat bahas tulisan ngaco gtu.

Waktu akan berangkat ke sini,ada yang bilang ga usah khawatir di maastricht itu banyak orang maroko dan turki kok, orang ga aneh lagi melihat perempuan berjilbab. dan betul juga. di kampus saya berseliweran anak-anak kedokteran dan kebidanan yang berjilbab. satu dua saya kenal juga akhirnya. mereka rata-rata dari belgium atau ga jerman. biasanya sudah generasi kedua atau ketiga imigran dari Turki. Kalau yang Maroko, rata-rata warga negara Belanda. salah satunya mba-mba resepsionis di guesthouse saya.

Tadinya ga tahu kalau dia itu muslim, sampai suatu ketika waktu Ramadan kemarin, saya komplain karena kulkas dan lampu dapur saya mati. "im fasting this month, i had to take breakfast very early in the morning, n i dont want to disturb my roomate by turn on the light." dia trus bilang "Oh, ya.. saya juga puasa!" ya, jadilah tahu kalau si mba itu muslim.

Waktu ke Gementee juga saya dilayani sama mba-mba yang cantik sekali seperti Nova Eliza. saya tanya anda asalnya darimana? karena pasti bukan belanda. dia bilang dia orang Maroko dan balik tanya kamu muslim (ya, ampun si mbak! gak lihat nih kudungan ?) dan dia bilang dia juga pakai jilbab sehari-hari, tapi tidak ditempat kerja.

Di kampus saya sendiri, tidak ada kesulitan untuk menunaikan shalat. karena kami bisa shalat di masjid (buat definisi orang indonesia mah, itu mushalla) rumah sakit yang nyambung dengan kampus. Biasanya saya akan bertemu kaum lelaki kalau saya shalat during peak hour, yaitu waktu awal shalat. karena mushalanya kecil (mungkin untuk 10-15 orang) dan tempat wudhunya satu, yang perempuan biasanya akan datang setelah peak hour tersebut.

dan tentu aja, momen terbaik untuk bertemu dengan komunitas islam di maastricht adalah waktu shalat idul fitri kemarin. aduh, jadi bungah aja melihat mereka semua. Waktu itu saya shalat di Al Fath Moskee, masjidnya orang Maroko.Orang Turki shalat di masjid turki yang letaknya berdampingan dengan Al Fath. aneh banget kan ? waktu saya tanya kenapa, ternyata di masjid turki mereka khutbah dengan bahasa turki, dan di masjid maroko, khutbah dalam bahasa arab. Jadi yang orang turki lebih comfort buat shalat di tempat yang pake bahasa merekalah. Kalau bacaan alquran sama aja, pakai bahasa arab. hanya beda dalam pelafazan kayaknya.

Namanya minoritas, diawal-awal saya punya expektansi yang tinggi. mengingat kalau di Indonesia, kalau ketemu yang jilbaban pasti seneng banget. langsung tukeran salam, tanya-tanya. Dan begitu disini, saya berharap saya dapat kondisi yang serupa. tapi .... ternyata nggak tuh. Paling mentok kalau papasan ya bilang assalamualaikum, ada yang cukup sampai senyum, dan ada juga yang bikin senyum kita ga selesai dan menguap diudara karena ga ada sambutan. Tapi kalau ketemunya waktu shalat biasanya akan lain. bapak-bapak biasanya akan menyapa "sister, do you want to take wudhu?", "sister,have you finished your shalat?" dan ada satu pertanyaan yang lama-lama bikin kesel, yaitu "sister, are you from Malaysia ?" arrrgh,c'mon, walaupun bagaimanapun meskipun apapun yang terjadi, indonesia itu negara dengan populasi muslim terbesar gitu loh, masa tidak kepikiran?

Tapi jangan berpikir juga kalau semua orang Islam disini taat semua. waktu puasa kemarin Irene bilang kalau dia punya banyak temen Turki yang muslim but they did not practice. contohnya si syahid. Syahid bilang alasannya ga puasa karena dia badannya kurus, nanti kalau puasa dia bisa sakit. saya pernah ketemu sama si syahin ini dan ... kalau dia kurus, aming apa dong namanya. Atau tukang doner kebab halal yang ga tahu kapan waktu buka puasa tiba karena dia ga puasa. padahal secara penampakan arab sekale.

Dan ga semua juga warga imigran itu punya status sosial terhormat seperti dokter atau perawat. Karena sejarah datangnya imigran ke Eropa itu karena kebutuhan tenaga buruh, Sperti di Perancis itu, yang cuma jadi tukang bangunan, penjaga wc atau kriminil juga banyak.

Kalau baca tulisan CW itu, kesannya umat Islam di Eropa gimanaaa gitu.saya jadi ingat waktu ikut acara buka puasa bersama di pusat budaya unimaas. aduh, anak smu bisa bikin acara buka puasa yang lebih mutu daripada ini deh. Kalau soal makanan sih ga masalah, tapi konsep acaranya itu loh yang ga jelas. mereka mau ngapain sih ? berhubung waktu itu yang datang bukan cuma orang Islam, tapi ada juga mahasiswa belanda, itali dan lainnya, mbok yah acara intinya dipakai untuk mengenalkan Islam gitu loh. saya ingat, cuma ada cowok manis (ehem!) yang ngebuka acara itu selama lima menit dengan menjelaskan islam berlandaskan ayat pertama surat Al-Alaq: Iqra! dari penjelasan yang cuma sebentar itu terus diem deh, nungguin maghrib. pas maghrib datang ya makan-minum. Kami yang dari Indonesia terus menunggu-nunggu kapan dipanggil untuk shalat. sampai akhirnya lamaa banget baru kami bertanya sama salah satu anak Maroko kenalan bang Hasanul. Ga ada acara shalat maghrib ? eh dia balik nanya, memang biasanya gimana? lhoo? gimana si mas ini...walhasil akhirnya kami shalat maghrib juga.

Setelah itu acaranya putar filem dokumenter. film yang pertama lumayan, ceritanya tentang tiga orang muslimah di Belanda yang pergi kemping di pinggir pantai.Tapi selama film itu berlangsung dan sesudahnya ga ada diskusi mendalam soal isu-isu yang ada didalam film tadi. saya malah lebih asyik diskusi dengan mahasiswa psikologi asal belanda yang tanya-tanya soal jilbab dan sebangsanya. dia kaget waktu saya bilang muslimah di Indonesia bisa menikmati hidup seperti apa adanya. Kemping doang mah biasa banget, kami bisa pergi ke gunung berhari-hari menggembol carrier yang beratnya lebih dari 5 kilo. Masa sih ? menurut kami memakai jilbab itu mengekang kalian, makanya melihat mereka (muslimah2 di film itu) kemping seperti itu aneh sekali. Wah, dia ga tahu kelakuan akhwat di Indonesia seperti apa (wink2).

Begitulah, sepanjang film kami bisik-bisik soal apa arti memakai jilbab dan betapa buat kami itu adalah sebuah kebebasan dan kontrol sepenuhnya terhadap tubuh kami sendiri. Setelah film yang menarik tadi, dilanjutkan dengan film yang muram soal perang di Chechnya. aduh, saya ga ngerti apa maksudnya mereka pasang film itu. dan saking bosannya, rombongan dari Indonesia memutuskan untuk pulang duluan sebelum acara selesai.

Dan sepanjang perjalanan pulang, sambil kehujanan dan kedinginan saya bertanya-tanya, masyarakat muslim di sini bagaimana sih, ngapain aja sekian lama mereka disini ? Tapi begitu baca latar belakang kehadiran mereka di Eropa paska PD II (terpicu oleh tulisan CW tadi) jadi ngerti deh, bahwa perjalanan umat islam di Eropa itu masih jauuuuh dan panjang buat sekedar memberi makna yang signifikan pada masyarakat Eropa.

Makanya terkaget-kaget membaca tulisan itu, karena kalau melihat kenyataan disini, kayaknya analisa model CW begitu omong kosong banget. Jauh panggangan dari sate! mas Anto bilang: tidak reliable dan tidak valid.


mimpi itu datang juga

Tadi malam mimpi pulang ke Indonesia!! dalam mimpi itu saya dah pesan tiket, mau pulang buat liburan, dan telepon mamah, teteh, mba dan aa buat sediain semua menu ala lebaran, ketupat sayur, semur daging, kerupuk udang, sambal goreng ati, siomay, pempek, sate ayam di gang tiga, es cendol elizabeth dan semuanya dan ternyata (dalam mimpi itu) tiket saya ketinggalan, lalu ceritanya naik sepeda dari Schipol, Amsterdam ke guesthouse ambil tiket, balik lagi, eh paspornya ketinggalan, balik lagi ke guesthouse dan sebelum ketahuan KLM-nya masih menanti atau tidak, saya udah bangun duluan ....

huhuhu ....

lalu paginya dapat quetioner dari Catherine, temanya: MPH Homesickness

just right about the time ....huhu... huhu ...

ketupat sayur, sambal goreng ati, rendang, semur, kerupuk udang, pempek Arundina, nasi uduk mpok marni, cakwe lampu merah cibubur, siomay dan batagor dimana saja, bakso atom ciputat, sate ayam gang tiga, lontong sayur betawi di deket pom bensin depan LKC,boloo2, bu gendong, warung steak and shake...

i miss u all DESPERATELY .....

*the end of honeymoon phase between me and netherland*

Wednesday, November 09, 2005

Pertanyaan yang aneh ...

Pertanyaan ini dilontarkan Lozan, anak Irak warganegara Jerman yang ambil biomedik di Unimaas.

dia: "are you married ?"
saya: "No, not yet, but I will" (nyengir)
dia: "so you have a boy friend?'
saya: (Hah?nah lo! lagi sih pake ngomong gitu) "ayyyyy ...Im not sure.NO! I dont have a boyfriend"
dia: "so you have someone on your mind?"
saya:*menyipitkan mata--n then garuk2 kepala--duh, coba saat ini saya bisa manjat dan lihat isi kepala saya sendiri--garuk2 dagu--rolled my eyes--garuk2 kepala lagi---akhirnya ....*
"No. I dont think so"

heran juga, susah amat jawabnya.

Jadi ingat kalau pernah dapet pertanyaan serupa lebih kurang tiga tahun yang lalu dari 'orang penting se-dunia' waktu harus memutuskan 'perkara penting se-dunia'.

dan masih sama aja cara menjawabnya.

payah.


Monday, November 07, 2005

nyuri2 waktu

Lagi dikelas Epiinfo. kita lagi break setengah jam karena Martien baru nyadar materi pelatihan yang tadi dibagi2in ke kita terlalu complicated *alhamdulillah! akhirnya nyadar juga!* pusing karena kedinginan, rok, celana panjang, sepatu dan kaus kaki semuanya basah! (pagi ini hujan dan menurut perkiraan cuaca akan terus begitu selama satu minggu) dan kayaknya akan seperti ini karena seminggu ini training epiinfo dimulai dari jam 9 sampai jam 5 sore. tewas deh!

wuah, om martien dah datang dengan modul baru...
break is over!
kembali dalam penderitaan sampai jam lima sore nanti..

Tuesday, November 01, 2005

Bahasa Pengingatan

Ahad kemarin ikut pengajian online lagi. Saya bisa bilang, ini salah satu hiburan ruhani saya disini. Selalu ada yang rasa yang menyusup ke relung hati tiap kali punya kesempatan 'hadir' dimajelis-majelis seperti ini. Tak peduli materi yang disampaikan sudah saya dengar, sudah saya baca puluhan kali.

Manusia itu pelupa, makanya ripitasi pengingatan itu penting dalam kehidupannya. Allah, Yang Maha Tahu, menunjukkan betapa mudahnya kita lupa lewat pengingatan berulang-ulang soal janji indah tentang surga dan ancaman neraka. ripitasi, pengingatan, dari berbagai sudut dari berbagai sisi, dan akhirnya kita bisa temukan, Islam itu bak kristal yang dari sudut manapun kita pandang, selalu ada perspektif baru, selalu ada keindahan baru yang kita temukan. Tak akan pernah bosan.

Maka, seperti yang dikatakan Jeffrey Lang di bukunya Struggling to Surrender, Al Quran itu seolah-olah tahu pikiran dan suara hati orang yang sedang membacanya. satu ayat bisa jadi begitu personal dalam situasi yang kita hadapi. pernahkan mengalami seperti itu ? lagi bingung, frustasi, bete, buka Al Quran dan kita dibuat terheran-heran dengan betapa ayat yang disaat lain 'ga bunyi', tiba-tiba pada momen itu rasanya 'nyesss' aja di hati.

Jadi, begitulah bahasa pengingatan. Bermain melalui simbol, tanda, momen. Saya pernah ingat satu pertanyaan yang diajukan seorang sahabat, pada seorang sahabat lainnya yang juga menuntut ilmu di negeri ini, sebelum saya. "Apa yang mengingatkan kamu tentang kami ketika ada disana?". itu pertanyaan yang manis sekali. Dan saya ikut terpikir iya, yah, apa yang akan mengingatkan saya tentang mereka jika suatu saat saya akan terpisah ribuan mil jauhnya.dunia ini penuh bahasa simbol.

saya ingat saya selalu suka bau tanah kering yang tersentuh hujan karena itu mengingatkan saya pada kesenangan mandi hujan waktu kecil, jika main ke daerah puncak, bau asap yang sangat khas dari tungku masak di dapur tradisional rumah-rumah penduduk, mengingatkan saya pada liburan sekolah dirumah nenek di Garut.Dan ketika disini, air mata saya meleleh ketika pada suatu kumpulan majelis ilmu, tiba-tiba saya mengingat mereka, wajah-wajah mereka, senyuman, taujih, nasihat, senda gurau, keseleboran, kegilaan tapi balik lagi saling mengingatkan untuk beristighfar.Ah, betapa saya merindu mereka ...

namun tentunya yang membuat saya terenyuh adalah kesempatan yang Allah berikan. Dalam jarak ribuan mil jauhnya dari sebuah tempat yang saya namakan rumah, tempat iman ditanam dan disemai, Dia masih mengumpulkan saya kembali dalam majelis yang penuh keberkahan kasih sayang-Nya. Mengingatkan saya pada sebuah kenyataan yang menenangkan, bahwa seasing apapun semua ini bagi saya, tanah ini adalah kepunyaan-Nya, kekuasaan-Nya. tak ada satu inchi pun yang lepas dari pengawasan-Nya. saat itulah saya ingat, saya tidak pernah sendirian dan tidak semestinya merasa kesepian...

"Demi waktu duha (ketika matahari naik sepenggalah) dan demi malam apabila telah sunyi. Tuhanmu tidak meninggalkanmu dan tidak pula membencimu ...Bukankah dia mendapatimu sebagai seorang yatim dan Dia melindungimu ? dan Dia mendapatimu sebagai orang yang bingung lalu Dia memberikan petunjuk ?" (QS.Ad-Dhuha)